Warisan Sejarah Sumedang Terbenam di Dasar Bendungan Jatigede, Tidak Ternilai Harganya

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 7 Februari 2024 - 16:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bendungan Jatigede. (Instagram.com/@tanjung_duriat)

Bendungan Jatigede. (Instagram.com/@tanjung_duriat)

HARIANCIREBON.COM – Bendungan Jatigede harus memberikan sisi kemanpaatan bagi masyarakat Sumedang dan sekitarnya.

Karena, pembangunan waduk terbesar di Asia Tenggara ini, telah mengorbankan nilai-nilai sejarah Sumedang yang tidak ternilai harganya.

Demikian kesimpulan ungkapan beberapa tokoh Sumedang yang sempat ditangkap Tim Jurnalis harian ini.

Warisan sejarah Sumedang apa saja yang terbenam di dasar Bendungan Jatigede itu ?

BACA JUGA:

Kerja Sama Strategis: Kadin Indonesia dan BNSP Fokus Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja

Banyak Mantan Pejabat Sumedang Nyaleg, Dari Mantan Sekcam hingga Mantan Sekda, Tersebar di Tiap Dapil

Pertama, hilangnya makam-makam leluhur Sumedang, termasuk makam Prabu Guru Aji Putih dan sebagian keturunannya.

Prabu Guru Aji Putih, adalah pendiri Kerajaan Tembong Agung cikal bakal lahirnya Kabupaten Sumedang.

Prabu Guru Aji Putih seolah peletak batu pertama lahirnya Kerajaan Sumedang Larang yang sebelumnya bernama Kerajaan Hibar Buana.

Prabu Guru Aji Putih bersama permasurinya Nyi Mas Dewi Nawangwulan pasangan yang telah melahirkan pengayom-pengayom Sumedang berikutnya.

Warisan sejarah lainnya yang tenggelam bersama Bendungan Jatigede, hilangnya bekas-bekas kampung purba, terutama Kampung Muhara.

Kampung Muhara berada di Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja, konon di kampung inilah Kerajaan Tembong Agung berdiri.

Di Desa Leuwihideung itu sendiri banyak makam-makam leluhur Sumedang yang tenggelam, untungnya Makam Paniis di Desa Cieunteung tidak tergenang.

Untuk menghormati leluhur Sumedang yang dimakamkan di Paniis, masyarakat sekitar makam tidak berani membangun rumah loteng, karena dianggap merendahkan leluhur di sana. ( Tatang Tarmedi ) ***

Artikel di atas juga sudah dìterbitkan di portal berita Daerah Hariansumedang.com

Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Fokussiber.com dan Seleb.news

Berita Terkait

Penetapan Pegi Setiawan Tesangka Pembunuhan Vina Cirebon oleh Polda Jabar Dinyatakan Tidak Sah
Sempat Dirawat di RS Immanuel Bandung, Mantan Bupati Kuningan Acep Purnama Meninggal Dunia
Cuaca di Bandung Raya dan Jawa Barat Terasa Panas dan Lebih Kering, BMKG Ungkap Alasannya
Begini Kronologi Bus Terguling di Ciater yang Tewaskan 11 Orang Rombongan SMK Lingga Kencana Depok
3 Rumah, 2 Mesjid, 2 Sekolah dan 1 Puskesmas Terdampak Gempa Guncang Kabupaten Bandung 2 Kali
Sebanyak 267 Rumah Warga Beberapa Wilayah Terdampak Bencana, Hari Ketiga Pasca Gempa Garut
Rusak Sejumlah Bangunan di Berbagai Wilayah Kabupaten di Jawa Barat, Gempa M6,2 di Garut
3 Rumah Rusak Berat, 21 Rusak Sedang, dan 34 Rusak Ringan, Bangunan Rusak Akibat Gempa Garut Bertambah
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Senin, 8 Juli 2024 - 11:50 WIB

Penetapan Pegi Setiawan Tesangka Pembunuhan Vina Cirebon oleh Polda Jabar Dinyatakan Tidak Sah

Sabtu, 25 Mei 2024 - 15:36 WIB

Sempat Dirawat di RS Immanuel Bandung, Mantan Bupati Kuningan Acep Purnama Meninggal Dunia

Senin, 20 Mei 2024 - 11:53 WIB

Cuaca di Bandung Raya dan Jawa Barat Terasa Panas dan Lebih Kering, BMKG Ungkap Alasannya

Minggu, 12 Mei 2024 - 08:19 WIB

Begini Kronologi Bus Terguling di Ciater yang Tewaskan 11 Orang Rombongan SMK Lingga Kencana Depok

Kamis, 2 Mei 2024 - 07:50 WIB

3 Rumah, 2 Mesjid, 2 Sekolah dan 1 Puskesmas Terdampak Gempa Guncang Kabupaten Bandung 2 Kali

Berita Terbaru